Jumat, 18 Februari 2011

SAHABAT SELAMANYA (cerita indah nan tiada akhir)


Cahaya Keshalihan kadang membuat mata ini silau
bahkan silaunya itu membuat mata ini tak melihat
jika nasihat yang diberi itu, hakikatnya adalah bukti ukhuwah saling mengingatkan di jalan dakwah…

tapi mungkin atas nama kita merasa paling benar
yang ada justru ketersinggungan, ketika nasehat yang tiba dihadapan kita itu adalah sesuatu yang tak enak di didengar telinga…

Tapi itu adalah konsekuensi, akibat perbuatan kita sendiri
siapa yang meniup angin, maka ia akan mendapat badai
Ibnul Qayyim Al Jauziyah dalam Madaarijus Salikin, mengatakan
“Pastilah hatinya keras dan merasa suci. Dan itu membuat mereka mudah sakit hati, sulit menghargai, dan tak mampu memaafkan.”
mereka adalah orang-orang yang tak mau menerima nasehat, bahkan cenderung mengajak debat ketika nasehat itu diberikan.

Maka pada jamaah ini kita rindu, orang-orang yang berani dan tegas pada kebathilan dan peluang menuju kebathilan itu.
mereka adalah orang-orang yang akan meluruskan shaf jamaah kita.
mereka adalah orang-orang yang mengatakan bahwa ikhwan dan akhwat sebagai kader dakwah memiliki hijab, berupa rasa malu dan kehormatan.
tak boleh ada peluang terbuka akan interaksi kebabalasan, yang membuat banyak kader dakwah bertumbangan di jalan ini.
Mereka dengan suaranya yang lantang, tak akan pernah berhenti mengingatkan, dan terus mengingatkan, ketika peluang maksiat terlihat di depan mata. sekeci apapun itu.

maka kita harus memiliki latihan jiwa, dan kelapangan hati.
kita harus mampu menerima nasehat itu, walau menurut kita cara itu salah dalam memberikan nasehat, itukan menurutmu, bukan menurut syariat.
maka kita harus menimbang apa isi nasehat yang diberikan itu, melihat urgensinya, apakah dengan nasehat itu pintu dan celah setan akan tertutup atau tidak
Mereka yang memberikan nasehat, yang tegas menutup peluang kemaksiatan, adalah Sahabat kita selamanya di jalan dakwah.
Bahkan seorang Umar pun, ketika di ba’iat menjadi Khalifah, dia mentaklimatkan kepada masyarakat, agar tak segan menasehatinya, dan meluruskannya jika salah walau harus dilakukan dengan pedang.
Itu adalah bahasa lain, dari KETEGASAN
sudah kah engkau menjadi sahabat di jalan dakwah yang saling menjaga shaf jamaah ini
atau engkau menjadi musuh dalam selimut yang menikam dari belakang atas nama ukhuwah…..
Maka Rapatkanlah barisan, agar setan tak menyusup dalam barisan kita, di jasad kader dakwah…..!!!

Bergerak terus wahai Ibnu Khattab Abad Baru !!!
Bergerak terus wahai Muhammad Al Fath Abad Baru !!
Bergerak terus wahai Shalahuddin Abad baru !!!
Bergerak terus wahai kader dakwah Abad baru !!!

Rapatkan barisan
murnikan niat dan tujuan
agar Proyek Mega Dakwah ini segera terealisasikan

*al ustadz Hamzah Al Mubarak


***
refleksi diri...

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More